Jatuh Hati (1)

[Bismillahirrahmanirrahim]

Pekan berganti pekan. Bulan berganti bulan. Tahun pun sama, terus berganti.
1436, kini sudah jadi 1438.
Mungkin mereka selalu bertanya, apa yang membuatku senantiasa kembali ke tempat itu.
.
“Kemana kak?”
“DT dek”

“Mauki kemana kak?
“DT”

“Rapat sama siapa kak?”
“Sm teman-teman DT”

“Bermalamki Kak?”
“Iya, mabit minggu ini dek”

“Ke DT ya kak?”
“Yap, as usual”

12246634_778018235654416_2173434156520293568_n


Memasuki tahun kedua, mereka mulai terbiasa, meski tetap saja selalu bertanya dan akupun selalu setia menjawab.

Mengapa aku selalu kembali ke sana?
Tak ada jawaban lain, selain karena aku sudah … jatuh …

Jatuh,
Jatuh Hati pula.
.
Aku jatuh hati pada senyuman hangat para perindu syurgaNya.
Aku jatuh hati pada sapaan ramah para pejuang langit.
Aku jatuh hati pada tulusnya perjuangan para mujahid mujahadah.
Aku jatuh hati pada rumah yang dipenuhi kedamaian dan pengorbanan cinta.
Aku jatuh hati pada kebaikan yang begitu deras mengalir di sana.
.
Karena aku jatuh hati,
akulah yang senantiasa merindu tempat itu.
Langkahku senantiasa menuju kesana.
Pikiranku pun seringnya tertuju kesana.
Hatiku? Tak usah ditanya. ^_^
.
Akulah yang butuh mereka, sahabat, jamaah yg senantiasa mengingatkanku padaNya.
Akulah yang butuh tempat itu, tempatku menemukan ketenangan jiwa.
Akulah yang butuh seorang guru, yang senantiasa mengajar, mengajak, sekaligus mencontohkan kebaikan yang tak ada habisnya.
Teladan yang membuktikan dirinya patut diteladani.
Akulah, seorang Extrovert yg selalu butuh lingkungan terbaik, untuk bisa jadi pribadi yg baik.
.
Akulah insan yang membutuhkan jalan cahaya ini, untuk mengumpulkan keping-keping bekal sebanyak-banyaknya sebelum kembali padaNya.
Akulah yang seringnya menyesal saat terkadang khilaf menukar waktu bermalas-malasan di kamar dengan waktu belajar di kelas atau waktu berkumpul bersama mereka.
Akulah yg sekarang selalu berusaha mencintai tiap inci skenarioNya, setelah begitu sering berkaca pada jalan cerita kehidupan guru & sahabat-sahabat di sana…
.
Aku … itu aku …
Aku, yang bersama mereka, bertambah yakin bahwa karuniaNya sungguh tak berbatas.
Dan aku, yang merasa, bersama mereka, menjadikan syurgaNya terasa lebih dekat.
.
Lalu dengan “aku” yang seperti ini …
Haruskah aku tinggal, duduk manis di rumah, dan melupakan tempat itu?
Tempat yang sudah kunobatkan menjadi rumah ketigaku?
Kita, sudah sama-sama tau jawabnya.

Aaah, aksara rasa ini tak cukup untuk menggambarkan seluruhnya rasa.
.
Aku “jatuh hati” dek 🙂
Suatu saat kalian pasti akan mengerti tanpa harus kujelaskan ^_^
.
.
.
Matahari,

1 Muharram 1438 H
Selamat Tahun Baru Hijriah, sahabat  ^_^
.
.
.
#MoveUp
#KelasMentariHati
#RelawanSahabatTauhid

 

Repost dr FB ^_^

Leave a comment